Goodbye Blogger, Welcome Gitlab Pages

Manusia hanya bisa berencana


Menulis di blog bukanlah merupakan sesuatu yang baru untuk saya, mulai dari Wordpress, Blogger hingga blog statis di GitHub. Namun blog ini adalah istimewa dengan dua alasan; (1) memiliki domain tersendiri, dan (2) diniatkan untuk meraih penghasilan dari internet.

Biasanya saya hanya membuat blog sekedar untuk belajar atau memuaskan hasrat ingin tahu, untuk kemudian tidak lama berselang blog itu pun ditelantarkan. Namun khusus blog ini, karena pengaruh teman di Telegram yang umumnya memiliki blog rapi dengan domain pribadi, saya pun terpengaruh untuk memiliki domain sendiri dan berniat untuk lebih serius blogging.
Jadilah akhirnya saya memiliki domain sendiri: rizaumami.com.

Menulis di blog adalah susah. Mengapa tidak mengubah kesusahan ini untuk sesuatu yang menghasilkan?
Banyak kisah sukses meraup rupiah dari internet yang telah saya baca dan lumayan mengilhami. Hingga akhirnya saya pun memutuskan untuk menjajal AdSense, sebuah sarana mendapatkan penghasilan dengan cara memasang iklan di blog kita.

Niatan di atas bisa dibaca pada artikel “Mukadimah”, yang merupakan artikel perdana blog ini.
AdSense tidak bisa langsung saya raih kala itu, namun mesti menunggu hingga sekitar enam bulan. Kisah upaya mendapatkan AdSense ini bisa dibaca pada artikel “Berbagi Pengalaman Meraih Google AdSense”.

Namun ternyata kenyataan tidak seindah yang saya bayangkan. Pendapatan dari AdSense bisa dikata tidak ada nilainya. Maklumlah, dengan pengunjung blog yang hanya berkutat di dua ratusan pengunjung per hari, mendapat satu klik iklan saja sudah merupakan mukjizat. Umumnya hari dilewati tanpa satu klik iklan pun, dan rerata perkiraan pendapatan hanya di bawah Rp500 per hari.
Meski kecewa, namun ini tidak menjadikan saya putus asa. Saya pun banyak membaca mengenai SEO, memoles blog, kian rajin menulis artikel, bergabung dengan grup yang membahas soal blogging, dan lain upaya untuk meningkatkan lalu-lintas pengunjung blog.

But, then, shit happens
Tidak diduga dan tanpa mencium gelagat sebelumnya, pada 31 Januari 2018 saya mendapat email yang mengabarkan bahwa akun AdSense saya ditangguhkan.

Mengapa ditangguhkan? Well, honestly I dunno
Karenanya ketika diberi kesempatan untuk banding pun saya tidak tahu apa yang bisa diajukan untuk membatalkan penangguhan ini. Login ke dasbor AdSense sudah tidak bisa lagi, dan satu-satunya petunjuk hanya dari dasbor Blogger yang menunjukkan lonjakan pengunjung pada 29 Januari.
Dengan secuil informasi tersebut, akhirnya saya mengajukan banding, yang hasilnya sesuai dugaan; banding ditolak dan AdSense dibatalkan selamanya.

Jujur saya kecewa. Bukan karena kehilangan pendapatan, karena pendapatan selama tiga bulanan memakai AdSense sepertinya tidak sampai Rp50.000. Namun karena semua upaya dan waktu yang telah dicurahkan seakan percuma.
Namun, ya, karena Google adalah perusahaan yang mengandalkan iklan sebagai pemasukan, tentunya mereka lebih berpihak ke pemasang iklan. Siapalah saya, hanya seseorang yang menumpang blogging di platform Blogger. Itu juga traffic blognya tidak layak masuk hitungan.

Adapun mengenai musabab lonjakan pengunjung yang mengakibatkan AdSense saya diban, sepertinya itu adalah fenomena yang disebut sebagai bomb click. Bomb click adalah rentetan klik pada iklan yang dipasang pada suatu situs. Tentunya ini akan mengakibatkan kecurigaan pihak AdSense pada pemilik blog. Pikir mereka mungkin si empunya blog hendak mendapatkan pendapatan iklan dengan cara curang; mengklik iklan di blognya sendiri.
Nyatanya, selain memang kemungkinan iklan diklik oleh si empunya blog, telah jamak pula bomb click dilakukan oleh orang lain yang memang sengaja ingin merusak AdSense blog orang lain.

Jadi ya, sejujurnya saya mencurigai ada yang sengaja melakukan bomb click ke blog ini. Entah apa itikadnya, yang pasti tidak baik. Saya pun tidak awas mengenai bomb click yang terjadi karena tidak tiap hari mengawasi dabor blog. Andai bomb click ini diketahui sejak dini, mungkin bisa dilakukan suatu upaya untuk meredamnya. Atau mungkin tidak.

Meski kecewa, namun saya tidak larut dalam masalah blog dan AdSense ini karena kebetulan pada tanggal 1 Februari kedatangan mainan baru; tablet Huawei MediaPad X1. Jadi hari-hari berikutnya saya larut ngoprek tablet ini. Biasa lah, upgrade sistem operasinya, rooting dan tetek-bengek sekitar itu.

Selang beberapa minggu kemudian, tablet X1 telah dioprek sesuai dengan keinginan dan kini saya kembali ke blog ini.
Telah bulat niat untuk tidak menetap menggunakan Blogger, karena niat awal menggunakan Blogger adalah untuk mendapatkan AdSense. Kini dengan absennya AdSense, hilang pula alasan untuk menggunakan Blogger.
Kini saya berkeputusan untuk mencoba blogging platform yang anyar; GitLab Pages dengan menggunakan Hugo.

Cerita migrasi dari Blogger ke Hugo ini akan saya jadikan cerita di lain artikel. Artikel kali ini hanyalah untuk memberi gambaran bagi pengunjung setia (jika memang ada) mengapa saya jarang menulis dan tampilan blog kini sedikit berubah.

Ringkasnya, ada beberapa pesan yang ingin saya sampaikan::

  1. Jangan mudah tergiur dengan banyak artikel di internet yang mengisahkan mudahnya meraup rupiah dari AdSense. Kaidahnya sederhana saja; if it’s too good to be true, then it’s a lie…
    Semua butuh kerja keras, baik itu blogging jujur dengan menulis banyak artikel mandiri, ataupun blogging culas macam mencomot, menjiplak atau memutar artikel orang, semuanya butuh kerja keras.
  2. Jangan pernah membagi laman blog yang dipasangi AdSense ke sembarang orang, sebagai jaga-jaga agar blog tidak diserang bomb click. Terlebih jika traffic ke blog tersebut masih sepi. Jika blognya telah ramai, bomb click mungkin tidak akan terlalu terasa.
  3. Selalu cadangkan blog dan persiapkan agar mudah untuk dimigrasikan ke platform blog lain. Jadi sekiranya karena sesuatu hal perlu untuk berpindah tempat blog, prosesnya tidak akan sulit.
  4. Tetaplah menulis. Sesungguhnya bangsa ini kekurangan tulisan dalam bahasa Indonesia. Seringkali saya temui orang yang hendak belajar sesuatu dan meminta rujukan artikel berbahasa Indonesia karena mereka tidak mengerti bahasa Inggris.
    Jadi, tetaplah menulis, dalam bahasa Indonesia, apapun topiknya. Apa yang remeh bagi kita, seringkali bermanfaat besar bagi orang lain.

That’s all folks
Meski nampak berkesinambungan, namun dimulai dari artikel ini blog sesungguhnya telah berpindah tempat dari Blogger ke GitLab Pages. Beberapa komponen blog, seperti gambar misalnya, masih tersimpan di layanan Google menunggu rencana lebih lanjut. Artikel-artikel terdahulu masih tetap bisa diakses seperti biasa. Semoga ke depannya saya masih diberi kesehatan dan hidayah agar tetap menulis artikel-artikel baru. Amin.